Selasa, 31 Juli 2012

Mengenal Self Publishing


Pertama kali mendengar dan membaca kata Self Publishing, khususnya bagi penulis pemula pastinya bingung dan muncul pertanyaan "apa sih Self Publishing itu?".

Inti dari penerbitan indie atau self publishing itu adalah menerbitkan naskah sendiri, tidak bergantung pada penerbit besar yang telah mapan. Penerbit indie bisa dibilang sebuah alternatif untuk menerbitkan buku yang dilakukan oleh penulis independen.
Berikut ini adalah penjelasannya secara detil.
Jika ingin menerbitkan buku, ada tiga cara yang dapat Anda tempu :
  1. Menawarkan naskah ke penerbit mayor, seperti Gramedia, Mizan, GagasMedia, dan sebagainya. Bila naskah Anda dianggap layak terbit, mereka akan menerbitkannya. Semua biaya penerbitan ditanggung oleh mereka. Namun jika naskah Anda dianggap belum layak, mereka akan menolak untuk menerbitkannya. Dengan kata lain, ada proses seleksi naskah.

  2. Menerbitkan buku atas upaya dan biaya sendiri. Dengan kata lain, Anda sebagai penulis sekaligus penerbitnya. Inilah yang disebut Self publishing.
Karena Anda yang menjadi penerbitnya, maka:
.
    1. Semua urusan yang berhubungan dengan penerbitan buku pun menjadi tanggung jawab Anda; Editing, desain buku, pembuatan cover, pengurusan ISBN, mencetak buku, mendistribusikan buku, mempromosikan buku, dan sebagainya, semuanya Anda yang menangani. Walau dalam prakteknya hal-hal tersebut dikerjakan oleh orang lain (atas perintah Anda), yang jelas Andalah koordinator atau “pemimpin proyeknya”.
    2. Semua biaya yang berhubungan dengan penerbitan buku pun menjadi tanggung jawab Anda. Dengan kata lain, Anda harus menyediakan modal uang untuk membiaya penerbitan buku Anda.
    3. Menerbitkan buku secara self publishing. Semua biaya penerbitan buku ditanggung oleh Anda. Namun untuk menangani hal-hal teknis yang berkaitan dengan penerbitan buku (editing, mendesain isi dan cover buku, mengurus ISBN, mencetak buku, mendistribusikan buku, dan sebagainya) diserahkan kepada perusahaan tertentu yang menyediakan layanan self publishing.
Ada beberapa langkah atau tahapan penting yang harus dipersiapkan dan dilalui ketika kita memutuskan untuk menerbitkan buku sendiri (self publishing). Adapun langkah atau tahapan tersebut diantaranya yaitu :

Pertama, menyiapkan naskah. Sebelum semuanya dimulai, siapkanlah naskah yang akan diterbitkan. Naskah yang siap diterbitkan adalah naskah yang sudah lengkap dan telah tersunting rapi. Bila naskah itu diterbitkan untuk tujuan komersial, naskah yang akan diterbitkan harus sudah dipertimbangkan kemungkinan akan bisa diterima pasar. Artinya, buku itu berpotensi untuk laris karena memiliki nilai jual tinggi. 

Kedua, menyiapkan dana. Setelah mempersiapkan naskah, maka perlu persiapan dana. Adapun besaran dana yang perlu dipersiapkan bersifat relatif menyesuaikan spesifikasi atau kualifikasi buku yang akan  diterbitkan, misalnya ketebalan buku dan jenis kertas.
Hitungan besaran dana juga menyesuaikan, apakah proses penerbitan pada tahap pra cetak, seperti penyuntingan, layout isi, pembuatan sampul, dan pengurusan ISBN, bisa Anda kerjakan sendiri, atau menyewa lembaga jasa. Apabila semuanya dilakukan sendiri, hal itu akan menekan kebutuhan dana penerbitan. Namun, bila dikerjakan oleh lembaga jasa, maka dana penerbitan akan sedikit membengkak. Bila belum berpengalaman, langkah amannya memang menggandeng lembaga jasa yang sudah berpengalaman.

Ketiga, menciptakan nama dan logo penerbitan. Namanya juga self publishing, menerbitkan karya sendiri, maka nama penerbitan juga harus dipersiapkan dan dirumuskan, berikut logonya. Jangan asal memberi nama. Nama penerbitan itu harus mengandung brand yang kuat, mudah diingat, dan memuat intisari visi penerbitan yang akan dibangun. 

Keempat, melay-out naskah. Ini pekerjaan cukup vital yang menjadi salah satu inti dari penerbitan buku. Bagi yang tidak terbiasa atau belum bisa melay-out sendiri, cukup menyampaikan naskah mentah (biasanya dalam file microsoft word) dan ukuran buku serta style layout sesuai yang diinginkan. Sedangkan pekerjaan melay-out bisa diserahkan kepada lay-outer freelance yang terbiasa menerima order lay-out naskah buku atau bisa lewat lembaga jasa yang memiliki tim yang berpengalaman di dalamnya. Tugas Anda cukup menyampaikan naskah mentah (biasanya dalam file microsoft word) dan ukuran buku serta style layout yang Anda inginkan.

Kelima, membuat desain cover. Cover memegang peranan penting dalam sebuah penerbitkan buku. Nilai jual buku, salah satunya ditentukan oleh daya tarik cover buku. Karena itulah, jangan main-main dengan desain cover. Buatlah desain cover yang bagus dan menarik. Bagi yang tidak terbiasa atau tidak bisa membuat desain cover yang bagus dan menawan, maka bisa memesannya kepada desainer freelance yang biasa menerima order pembuatan cover buku. Dan kita tinggal mempersiapkan teks dan ornamen atau ilustrasi (bila ada) yang akan dimasukkan dalam cover buku tersebut.

Keenam, mengurus ISBN. Apa itu ISBN? ISBN adalah kepanjangan dari International Standard Book Number. Menurut Pamusuk Eneste dalam “Buku Pintar Penyuntingan Naskah” [edisi 2], ISBN adalah “….bahasa internasional sebagai sarana informasi, komunikasi, dan transaksi perbukuan, memiliki manfaat sangat banyak, antara lain dapat digunakan sebagai unsur-unsur inventarisasi, pemesanan, dan pengangkutan….”.
Di Indonesia, lembaga yang mengelola ISBN adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), berkedudukan di Jakarta. Pengurusannya relatif mudah dengan biaya yang murah. Untuk mendapatkan nomor ISBN dan Barcode per bukunya hanya Rp 60.000,- .

Ketujuh, menentukan kualifikasi buku. Setelah semuanya beres, naskah telah dilayout dan cover telah dibuat, maka langkah penting selanjutnya adalah menentukan kualifikasi buku, misalnya menyangkut jenis kertas, proses percetakan,  dan perlakuan untuk finishing cover buku.
Jenis kertas misalnya, apakah menggunakan kertas buram atau HVS putih. Proses percetakan misalnya, apakah halaman isi buku akan dicetak dengan kalkir atau film. Dan finishing cover buku, misalnya akan menggunakan UV atau DOF, semuanya kitalah yang menentukan. Bagi yang belum memahami istilah-istilah itu, bisa ditanyakan kepada pihak percetakan. Dan kita bisa memberikan contoh kualifikasi buku yang kita inginkan dengan menyodorkan buku yang sudah ada.

Kedelapan, mencetak dan mengemas buku. Dalam mencetak dan mengemas (wraping) buku, pilihlah percetakan yang telah berpengalaman. Jangan mengambil risiko dengan menyerahkan naskah untuk dicetak di percetakan yang masih coba-coba. Pilih percetakan yang berpengalaman dan telah terbukti hasil cetakannya bagus dan berkualitas. Karena bila cetakan buku kita buruk maka kredibilitas buku bisa diragukan, dan hasilnya bisa-bisa buku di pasaran akan jeblok (tidak laku).

Kesembilan, menentukan harga jual buku. Setelah buku jadi dan terkemas rapi serta menjadi produk yang siap dipasarkan, maka tugas selanjutnya adalah menentukan harga jual buku. Bagaimana caranya? Rumus yang umum digunakan adalah, keseluruhan biaya produksi (biaya penyuntingan, layout, cover, ISBN, dan biaya cetak) dibagi jumlah oplag buku, lalu dikalikan lima [bahkan ada yang mengalikan 5,5 atau 6]. Hasilnya adalah harga buku Anda.
Contoh, biaya produksi sebesar Rp 10.000.000,- dibagi jumlah cetak 2.000,- eksemplar (ketemu harga produksi @ Rp 5.000,-) dikalikan 5 = Rp 25.000,-. Dengan demikian, harga jual (bruto) buku untuk di toko adalah Rp 25.000,-.

Kesepuluh, menditribusikan buku. Dalam mendistribusikan buku, misalnya ke Gramedia, tidak perlu susah payah mengantarkannya sendiri. Yang perlu dilakukan adalah bekerja sama dengan lembaga distribusi profesional. Merekalah yang akan mendistribusikan buku kita ke seluruh tokoh buku di seluruh Indonesia. Biasanya mereka meminta rabat, yang kemudian akan di-share dengan toko buku, sekitar 50 – 55 %.
Apakah rabat sebesar itu akan membuatrugi? InsyaAllah tidak. Toh Anda telah mengkalikan biaya produksi lima kali lipat, sehingga apabila dikurangi rebat sebesar itu, Anda masih akan tetap untung. Contoh perhitungannya berdasarkan dengan asumsi hitungan di atas, keseluruhan asset bila terjual adalah harga jual buku (Rp 25.000,-) dikali jumlah oplag buku (2000 eks) hasilnya adalah Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Inilah asset keseluruhan yang didapat sebelum dishare dengan distributor.
Bila dikurangi, misalnya 50% untuk distributor, maka total asset bersihnya  menjadi Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah). Dan modal sebelumnya tadi adalah Rp 10.000.000,-.Maka keuntungan yang diterima sebanyak Rp. 15.000.000,-.

Jika disingkat, langkah atau tahapan serta perkiraan dana yang dibutuhkan untuk menerbitkan buku sendiri (self publishing), yaitu seperti ini :

Tahap 1: Proses Pra Cetak

Tahap pra cetak ini meliputi:
1.     Penyuntingan dan mengemasan naskah sehingga siap untuk diterbitkan.
2.     Lay out isi buku.
3.     Pengurusan ISBN
4.     Pembuatan sampul buku (cover)
Asumsi bagi yang belum memiliki pengalaman, sehingga seluruh proses pra cetak akan diserahkan kepada lembaga jasa, maka dana yang harus dikeluarkan untuk tahap pra cetak penerbitan buku adalah:
1.     Jasa penyuntingan               : -+ Rp 500.000,-
2.     Jasa Lay out                        : -+ Rp 400.000,-
3.     Jasa Pengurusan ISBN        :     Rp 100.000,-
4.     Jasa pembuatan cover         : -+ Rp 500.000,-
Hasilnya, total naskah siap terbit, dana yang perlu dipersiapkan adalah:  -+ Rp. 1.500. 000,-

Tahap 2: Proses Cetak

Tahap selanjutnya adalah proses pencetakan buku. Tentu, karena tidak memiliki percetakan sendiri, maka langkah yang dilakukan adalah mempercayakannya ke lembaga jasa atau pihak percetakan. Adapun mengenai spesifikasi buku anatara lain sebagai berikut:
~Ukuran                      : 20,5 x 14 cm
~Tebal                          : 200 halaman
~Isi                               : HVS putih 70 gr
~Perlakuan cover          : DOFT            (cover lembut permukaan dan warnanya)
~Jumlah/oplag               : 500 eks
~Finishing                    : jilid binding + sring plastik
Berdasarkan spesifikasi di atas, harga per buku jatuhnya sekitar Rp 8.500,-.
Dengan demikian, perkiraan biaya cetak adalah 500 eks x @ Rp 8.500,- = Rp 4.250.000,-
Berarti jasa penerbitan (prose pra cetak) + jasa percetakan adalah:
Total biaya = Rp. 1.500.000 + Rp 4.250. 000 = Rp. 5.750.000,- (Lima Juta Tujuh ratus Lima Puluh Ribu rupiah)
Jumlah di atas masih bisa berkurang jika kita bisa melakukan tahap-tahap pracetak sendiri. Juga jika kita mencetak lebih banyak lagi (misalnya sampai 3000 atau 5000 eks), maka harga per buku pun akan jauh semakin murah.

(Sumber : dirangkum dari berbagai tulisan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar