Selasa, 01 Mei 2012

Sebuah Sketsa

Langit kembali sendu meratap pilu
Duka terpancar dari wajah yang baru membangun ceria
Senyumnya semakin pudar dipendar kabut hitam
Sampai kapan asap-asap berhenti mengepul agar kabut hilang
Apakah harus sampai langit mati bersatu dengan bumi?
Hingga hanya puing-puing yang berserakan,. Mengalahkan partikel-partikel yang sudah kecil sekalipun
Kenapa asap tidak juga lenyap?!
Hadirkan kabut berkali-kali
Masih adakah kekuatan untuk bertahan, dan
Keberanian untuk melawan
Ataukah harus lari .........ambil langkah seribu?
Bukankah,
Seribu ancaman akan menyusul
Luka sudah menyebar, menjalar seperti akar-akar
Tertawa atas keberhasilannya membawa kepedihan yang tak pernah surut, dan
Waktu..........
Hanya bisa menjadi saksi bisu yang terpaku
Tak bisa ciptakan perombakan
Ini adalah “ sketsa hati “, hanya yang mengalami yang bisa rasakan gumpalan-gumpalan beku yang berdongkol,bersarang dalam kalbu

(20 Maret 2004)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar