Selasa, 06 Desember 2011

Sadar Dan Orang-orang Sadar


Umur itu Laksana Bazar

Umur itu laksana bazar tempat jual beli seabrek barang, baik barang bagus atau jelek. Orang berakal ialah orang yang memilih membeli barang bermutu, kendati harganya mahal, karena lebih awet dari barang jelek meski harganya murah. Imam Ibnu Al-jauzi berkata "Orang yang tahu kemuliaan alam semesta harus meraih sesuatu yang paling mulia diantara yang ada di alam semesta ini". 

Banyak Orang awam berkata "Hendaknya anda memburu sesuatu, yang bisa dibawa dan ringan, tapi nilainya mahal". Tapi Orang yang sadar sepatutnya mencari sesuatu yang paling mahal nilainya dan sesuatu yang paling berharga di dunia ialah mengenal azza wa jalla.

Sadar merupakan salah satu bukti kecintaan Allah ta'ala kepada seorang hamba dan Dia menginginkan kebaikan kepadanya.


Muhammad bin Sirin (Seorang generasi tabi'in) berkata "Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya, Dia memberinya pengingat dari hatinya sendiri, yang bertugas menyuruhnya berbuat baik dan melarangnya mengerjakan keburukan".

Ciri-ciri orang yang selalu sadar "obsesi selalu menyatu dengan akhirat.

Tingkatan Orang-orang Sadar ( Dari Ibnu Al-Jauzi)

  • Orang yang dikalahkan hawa nafsunya dan wataknya menghendakinya mengerjakan apa saja yang disukainya dan menjadi kebiasaannya. Orang seperti ini berjalan mundur, menasehatinya tidak bermanfaat, dan mengingatkannya sama saja dengan menambah debat kusir dengannya.
  • Orang yang berdiri di antara dua posisi dalam menjalani proses mujahadah; akal yang menyuruhnya bertakwa dan hawa nafsu yang menuntutnya melampiaskan syahwatnya.
  • Orang yang setelah melakukan mujahadah panjang, tapi ia kembali kepada kejahatan, lalu ia meninggal dunia sebagai orang jahat.
  • Orang yang sekali waktu menang dan sekali waktu kalah, "luka-lukanya" tidak membuatnya mati.
  • Orang yang ditaklukkan musuhnya dan ditahan di "penjara". Lalu, musuhnya punya kesempatan luas menimbulkan was-was padanya.
  • Orang yang tidak "tidur" sejak "bangun" (sadar) dan tidak berhenti berjalan sejak mulai berjalan. Ia berobsesi terus berjalan dan mendaki. Jika ia berhasil melintasi salah satu maqam, ia melihat kekurangan dirinya, lalu ia beristighfar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar