Pada tulisan sebelumnya tentang Apa Itu Sastra? sudah dijabarkan mengenai definisinya menurut Sumardjo dan Sumaini, serta sudah dijabarkan pula mengenai pengertian, fungsi, dan ragamnya (diambil dari catatan Dadang Wahidin). Dari penjabaran tersebut dapat kita ketahui bahwa karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan
dalam bentuk tulisan. Jakop Sumardjo dalam bukunya yang berjudul
"Apresiasi Kesusastraan" mengatakan bahwa karya sastra adalah sebuah
usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Rekaman ini menggunakan alat bahasa.
Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang
lain.
Pada dasarnya, karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya
sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup,
walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi. Karya sastra dapat memberikan
kegembiraan dan kepuasan batin. Hiburan ini adalah jenis hiburan intelektual
dan spiritual. Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk
berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah
tulisan yang bernilai seni.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan karya sastra, tidak ada salahnya
apabila kita melirik lebih mendalam tentang genre (jenis) karya sastra. Karya
sastra dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni karya sastra imajinatif
dan karya sastra nonimajinatif. Ciri karya sastra imajinatif adalah karya
sastra tersebut lebih menonjolkan sifat khayali, menggunakan bahasa yang
konotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni. Sedangkan ciri karya
sastra nonimajinatif adalah karya sastra tersebut lebih banyak unsur faktualnya
daripada khayalinya, cenderung menggunakan bahasa denotatif, dan tetap memenuhi
syarat-syarat estetika seni.
Pembagian genre sastra imajinatif dapat dirangkumkan dalam bentuk puisi,
fiksi atau prosa naratif, dan drama. Penjelasan tentang ketiga karya sastra ini
akan kita kupas secara terperinci.
1. Puisi
Puisi adalah rangkaian kata yang sangat padu. Oleh karena itu, kejelasan
sebuah puisi sangat bergantung pada ketepatan penggunaan kata serta kepaduan
yang membentuknya.
2. Fiksi atau prosa naratif.
Fiksi atau prosa naratif adalah karangan yang bersifat menjelaskan secara
terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Fiksi
pada dasarnya terbagi menjadi novel, roman, dan cerita pendek.
Suroto dalam bukunya yang berjudul "Apresiasi Sastra Indonesia"
menjelaskan secara terperinci tentang pengertian tiga genre yang termasuk dalam
prosa naratif berikut ini.
a. Novel
Novel ialah suatu karangan prosa yang bersifat cerita, yang menceritakan
suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita).
Dikatakan kejadian yang luar biasa karena dari kejadian ini lahir suatu
konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib para tokoh. Novel
hanya menceritakan salah satu segi kehidupan sang tokoh yang benar-benar
istimewa, yang mengakibatkan terjadinya perubahan nasib.
b. Roman
Istilah roman berasal dari genre romance dari Abad Pertengahan, yang merupakan
cerita panjang tentang kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman berkembang di
Jerman, Belanda, Perancis, dan bagian-bagian Eropa Daratan yang lain. Ada
sedikit perbedaan antara roman dan novel, yakni bahwa bentuk novel lebih pendek
dibanding dengan roman, tetapi ukuran luasnya unsur cerita hampir sama.
c. Cerita pendek.
Cerita atau cerita pendek adalah suatu karangan prosa yang berisi cerita
sebuah peristiwa kehidupan manusia -- pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam
karangan tersebut terdapat pula peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak
dikembangkan, sehingga kehadirannya hanya sekadar sebagai pendukung peristiwa
pokok agar cerita tampak wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada
suatu peristiwa yang menjadi pokok ceritanya.
3. Drama
Genre sastra imajinatif yang ketiga adalah drama. Drama adalah karya sastra
yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai
karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis
sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian, tujuan drama bukanlah untuk
dibaca seperti orang membaca novel atau puisi. Drama yang sebenarnya adalah
kalau naskah sastra tadi telah dipentaskan. Tetapi bagaimanapun, naskah
tertulis drama selalu dimasukkan sebagai karya sastra.
Selanjutnya adalah pembagian genre sastra nonimajinatif, di mana kadar fakta
dalam genre sastra ini agak menonjol. Sastrawan bekerja berdasarkan fakta atau
kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi sepanjang yang mampu diperolehnya.
Penyajiannya dalam bentuk sastra disertai oleh daya imajinasinya, yang memang
menjadi ciri khas karya sastra.
Genre yang termasuk dalam karya sastra
nonimajinatif, yaitu:
1. Esai: Esai
adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan
pribadi manusia. Dalam esai, baik pikiran maupun perasaan dan keseluruhan
pribadi penulisnya tergambar dengan jelas, sebab esai merupakan ungkapan
pribadi penulisnya terhadap sesuatu fakta.
2. Kritik: Kritik
adalah analisis untuk menilai sesuatu karya seni, dalam hal ini karya sastra.
Jadi, karya kritik sebenarnya termasuk argumentasi dengan faktanya sebuah karya
sastra, sebab kritik berakhir dengan sebuah kesimpulan analisis. Tujuan kritik
tidak hanya menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar dan salahnya sebuah karya
sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya adalah mendorong
sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin, dan juga mendorong
pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.
3. Biografi: Biografi
atau riwayat hidup adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh
orang lain. Tugas penulis biografi adalah menghadirkan kembali jalan hidup
seseorang berdasarkan sumber-sumber atau fakta-fakta yang dapat dikumpulkannya.
Teknik penyusunan riwayat hidup itu biasanya kronologis yakni dimulai dari
kelahirannya, masa kanak-kanak, masa muda, dewasa, dan akhir hayatnya. Sebuah
karya biografi biasanya menyangkut kehidupan tokoh-tokoh penting dalam
masyarakat atau tokoh-tokoh sejarah.
4. Autobiografi: Autobiografi
adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri, atau kadang-kadang ditulis
oleh orang lain atas penuturan dan sepengetahuan tokohnya. Kelebihan
autobiografi adalah bahwa peristiwa-peristiwa kecil yang tidak diketahui orang
lain, karena tidak ada bukti yang dapat diungkapkan. Begitu pula sikap,
pendapat, dan perasaan tokoh yang tak pernah diketahui orang lain dapat
diungkapkan.
5. Sejarah: Sejarah
adalah cerita tentang zaman lampau sesuatu masyarakat berdasarkan sumber-sumber
tertulis maupun tidak tertulis. Meskipun karya sejarah berdasarkan fakta yang
diperoleh dari beberapa sumber, namun penyajiannya tidak pernah lepas dari
unsur khayali pengarangnya. Fakta sejarah biasanya terbatas dan tidak lengkap,
sehingga untuk menggambarkan zaman lampau itu, pengarang perlu
merekonstruksinya berdasarkan daya khayal atau imajinasinya, sehingga peristiwa
itu menjadi lengkap dan terpahami.
6. Memoar: Memoar
pada dasarnya adalah sebuah autobiografi, yakni riwayat yang ditulis oleh tokohnya
sendiri. Bedanya, memoar terbatas pada sepenggal pengalaman tokohnya, misalnya
peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh selama Perang Dunia II saja. Fakta dalam
memoar itu unsur imajinasi penulisnya ikut berperanan.
7. Catatan
Harian: Catatan harian adalah catatan seseorang tentang dirinya atau
lingkungan hidupnya yang ditulis secara teratur. Catatan harian sering dinilai
berkadar sastra karena ditulis secara jujur, spontan, sehingga menghasilkan
ungkapan-ungkapan pribadi yang asli dan jernih, yakni salah satu kualitas yang
dihargai dalam sastra.
8. Surat-Surat: Surat
tokoh tertentu untuk orang-orang lain dapat dinilai sebagai karya sastra,
karena kualitas yang sama seperti terdapat dalam catatan harian.
Genre sastra nonimajinatif ini belum berkembang dengan baik, sehingga adanya
genre tersebut kurang dikenal sebagai bagian dari sastra. Apa yang disebut
karya sastra selama ini hanya menyangkut karya-karya imajinasi saja. Hal ini
bisa kita lihat dari pemahaman masyarakat, khususnya pelajar tentang sastra. (Sumber : http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar