“Ikrar, bukan kata keramat,” Cinta...., torehkan luka teramat dalam, begitu perih hingga tak bergeming, dan bahasa tak lagi dapat dirangkai menjadi sebuah kata, jadilah diam! Pilu tak dapat terlukis dalam raungan tangis, jadilah senyap, menahan sesak!.
"Penggalan puisi yang kutulis sebagai wujud pengusiran sesak yang membelenggu pikiran, mengekang hati dalam rasa sakit yang tak mau lari saat itu,” diterbitkan, enter!! Kembali pada beranda, 1 pemberitahuan baru… permintaan pertemanan atas nama Vii Ruuz. Nama yang aneh!! semoga saja orangnya tak seaneh namanya, pikirku. Cepat-cepat kukonfirmasi permintaan pertemanannya, lewat profil dan dinding ingin kucari tau keanehan apa lagi selain namanya, namun urung oleh 1 pemberitahuan baru lagi, Vii Ruuz mengomentari catatan anda ikrar, bukan kata keramat.
“Tragis banget…..,” komentar pertama dari Vii Ruuz pada catatanku, cuma puisi jangan terlalu didramatisir artinya, “terkadang puisi adalah ungkapan hati,” bisa ya bisa juga hanya imajinasi, “syukurlah kalau begitu, tapi sepertinya lebih tepat sebagai curahan hati,” gak seutuhnya ya, “berarti separuhnya dari hati separuhnya lagi imajinasi.” Gdubrakkkk… kata-katanya seperti buah kelapa kejatuhan dikepala buat orang gak bisa berkata, ckckck.., stop ol !! cara paling ampuh untuk melarikan diri dari pertanyaan yang buatku malas untuk menjawab.
***
Hari berganti minggu, berganti lagi menjadi bulan, pertemananku dengannya semakin dekat, dari fb an lanjut smsan naik jabatan jadi telponan. Kutatap fotonya, aneh!! semakin ku tatap lekat, hatiku makin berantakan diacak oleh rasa deg…. degan, karena wajahnya begitu familiar. Kuputar otak untuk mengingat lagi dimana dan kapan aku pernah melihatnya.
Upsttttt…, aku ingat!! Segera ku ambil ponsel dan kukirim sms pada sebuah nama, Mbak Anggi, sepupu sekaligus dokter spesialis menangani masalah hatiku. “Askum mbak, boleh numpang cerita nggak??” Ada apa chayank…??, “masih ingat nggak… cerita nda… tentang seseorang yang nda lihat dari jauh n nda langsung suka sama dia, bt cuma 1x itu ketemunya,” ya… mbak ingat ceritanya, bt lupa siapa namanya?? “klo gk salah dengar waktu itu temannya manggil Eko,” emangnya ada apa dengan dia?! “teman dekat nda di fb mirip banget dengan dia, nama panggilannya juga sama.” Jadi kamu suka??, “lebih dari itu, bt nda takut hanya perasaan sesaat karena dia mirip orang yang nda suka yang selalu nda mimpiin, lagian klo dipikir gk masuk akal, masak cinta sama bayangan!!” Jika Allah menghendaki gk ada sesuatu yang gk mungkin chayank, “ya.. kemungkinan itu bisa ada klo saja ayah belum memutuskan menerima perjodohan itu, “klo jodoh gk lari kemana,” buktinya aja mbakmu ini, udah berapa kali dijodohin gak jadi-jadi, ketemunya malah jodoh kilat via facebook, “iya juga ya mbak, semoga aja nda bisa mengikuti jejak mbak, he…he J,balasan sms ku yang di aminkan oleh mbak Anggi.”
***
“Indah! Kata itu akhirnya tiba juga pada waktunya.” Ijab Qabul baru saja selesai, aku sungguh bahagia. Ternyata benar, klo jodoh gk lari kemana, orang yang aku cinta bukan lagi bayangan tapi sudah menjadi nyata. Didik eko wibowo!! orang yang aku cinta dari pandangan pertama sekaligus jodoh kilat via fb yang dikirim Allah untukku, keindahan yang didesain begitu sempurna. Terima kasih Ya Allah atas segalanya.
Pontianak, 20 Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar